Friday, January 16, 2009

merika Bangun Kedubes Terbesar di Dunia di Iraq

Amerika Bangun Kedubes Terbesar di Dunia di Iraq
Wednesday, 07 January 2009 01:07

Kompleks mirip benteng. Dana mencapai US$ 700 juta. Mempekerjakan 1000 karyawan. Semakin menancapkan ‘kukunya’ di Timur Tengah?

Hidayatullah.com--Para undangan melihat pengibaran bendera AS saat peresmian Kantor Kedutaan Besar AS yang baru di Baghdad, Iraq, Senin (5/1) kemarin. Ini merupakan kedutaan Amerika terbesar di dunia. Bentuknya mirip benteng di jantung Green Zone, yang dibangun dengan dana tak kurang US$ 700 juta.

Marinir AS mengibarkan bendera AS di bangunan-bangunan di dalam kompleks kedutaan, yang menempati lahan seluas 104 acre atau 48,32 hektare dan mempekerjakan sekitar 1.000 pegawai atau lebih dari sepuluh kali lipat besarnya ketimbang kedubes AS mana pun di dunia.

Ukuran pasti kedubes baru AS di Iraq belum diungkapkan. Namun, disebutkan kedutaan tersebut ukurannya enam kali lebih besar ketimbang kompleks PBB di New York dan sepuluh kali lebih besar ketimbang Kedubes AS yang baru di Beijing. Kedutaan di Beijing yang seluas 10 acre atau 4,646 hektare tersebut adalah misi AS terbesar kedua di dunia.

"Iraq sudah memasuki era baru dan begitu pula dengan hubungan Iraq-AS," kata Duta Besar AS untuk Iraq Ryan Crocker.

Dalam peristiwa yang disebut-sebut mengisyaratkan hubungan baru AS-Iraq yang tidak diprediksikan sebelumnya, Perdana Menteri Nouri al-Maliki tidak menghadiri upacara pembukaan gedung kedutaan pada hari Senin. Alasannya, ia sedang berkunjung ke Iran, negara yang selama ini dituding AS membantu dan mempersenjatai militan-militan Iraq.

Foto: Gedung Capitol

Di sela-sela penjelasan yang disampaikan tentang pembukaan kedutaan sedemikian besarnya dengan berselang tiga tahun sebelum AS harus merampungkan penarikan 146.000 tentaranya dari Iraq, Crocker mengatakan, kedutaan yang sedemikian besar tersebut sangat vital bagi AS untuk tetap terlibat di Iraq dalam berbagai cara yang bersifat nonmiliter.

"Saya pikir kita telah menyaksikan sejumlah kemajuan besar," kata Crocker sebelum upacara peresmian gedung kedutaan. "Tetapi, pembangunan Iraq era baru ini akan membutuhkan waktu yang sangat lama dan kita perlu terus terlibat di sini," tandasnya.

Crocker mengatakan, Baghdad kini tengah menatap ke Barat untuk pertama kalinya sejak revolusi militer 1958 yang berhasil menumbangkan monarki Iraq sekaligus menciptakan panggung bagi berkuasanya Partai Baath, yang mendominasi Iraq hingga datangnya “penjajahan” di bawah kepemimpinan AS pada 2003.

Pembukaan kedutaan bernilai US$ 700 juta tersebut muncul selang beberapa hari setelah kesepakatan keamanan antara Iraq dan AS mulai berlaku efektif, menggantikan mandat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang memberikan otoritas hukum kepada AS dan pasukan asing lainnya beroperasi di Iraq.

Mengacu perjanjian keamanan yang baru, tentara AS tidak akan menggelar kembali operasi-operasi unilateral dan hanya akan bertindak apabila ada permintaan dari pasukan Iraq. Tentara AS juga harus meninggalkan kota-kota utama Iraq pada bulan Juni 2009 dan dari keseluruhan negara itu pada akhir 2011. Tak jelas, mengapa Amerika perlu membangun pusat ‘kekuasaan’ di negeri 1001 mimpi itu. Yang jelas, sebelum ditariknya pasukan AS, “kuku” Amerika sudah mulai ditancapkan. [ap/sp/www.hidayatullah.com]

No comments:

Post a Comment