Wednesday, January 7, 2009

Bantuan Tahap Kedua Indonesia untuk Palestina


Kamis, 8 Januari 2009 11:04 WIB
KAIRO, KAMIS - Bantuan tahap kedua senilai Rp2,1 miliar yang dihimpun pemerintah Indonesia dan masyarakat yang diamanahkan melalui lembaga swadaya masyarakat pada Rabu (7/1) tengah malam pukul 20.30 waktu setempat atau Kamis dinihari pukul 01.30 WIB telah siap untuk dikirimkan menuju Rafah, kota perbatasan antara Mesir dan Jalur Gaza, Palestina. Wartawan ANTARA melaporkan, kesibukan menyiapkan bantuan kemanusiaan berupa obat-obatan dan sarana kesehatan lainnya seperti mobil ambulan terus berlangsung.Kesibukan ini melibatkan peran sejumlah warga Indonesia yang bekerja sebagai tenaga kerja Indonesia (TKI) di Mesir. Menurut Kepala Pusat Pengendalian Krisis (PPK) Depkes, dr. Rustam S. Pakaya yang memimpin delegasi tim kemanusiaan Indonesia untuk rakyat Palestina, bantuan tahap kedua senilai Rp2,1 miliar itu berasal dari pemerintah senilai Rp700 juta, dari Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) Rp500 juta dan dari "Medical Emergency Resque Commitee" (MER-C) Indonesia Rp900 juta.Pakaya menjelaskan, bantuan tahap pertama yang diterima langsung oleh Menteri Kesehatan Yordania, dr. Fathi Abu Mougli, pekan lalu telah diberikan saat tim berada di Yordania. Bantuan tahap pertama berupa obat-obatan senilai Rp300 juta dan uang tunai Rp1 miliar. Menurut Pakaya, apabila tidak ada hambatan, sekitar pukul 08.30 waktu setempat (13.30 WIB), Jumat (9/1), bantuan obat-obatan sebanyak empat koli dan satu dari total empat mobil ambulan yang disumbangkan akan dibawa dengan iring-iringan truk melalui jalan darat dari Kairo menuju ke El-Arish dan kemudian masuk ke perbatasan di Rafah. "Insya Allah bila besok pagi semuanya sudah tidak ada masalah, truk obat-obatan ini akan dibawa langsung ke perbatasan di Rafah," katanya.Untuk mobil ambulan yang sangat dibutuhkan di sejumlah rumah sakit di Gaza, Rustam Pakaya menyebutkan dari pemerintah dan BSMI disumbangkan satu unit mobil, serta dari MER-C Indonesia sebanyak dua mobil. Sementara salah seorang anggota tim MER-C Indonesia, dr. Sarbini Abdul Muradz mengaku telah tiba Kamis di daerah Batuh sebelum El-Arish, sebuah kota yang menjadi pintu masuk ke Rafah untuk selanjutnya menuju Jalur Gaza.Ia mengaku sempat diperiksa selama 45 menit di pos pemeriksaan oleh aparat berwenang Mesir dan akhirnya bisa menuju El-Arish. Menurut dr. Sarbini Abdul Muradz, saat tiba di Rafah yang masih berada di kawasan Mesir untuk menuju Rafah yang masuk wilayah Palestina, ada beberapa truk bantuan kemanusiaan dari berbagai negara yang masih menumpuk karena belum mendapat izin masuk.Setidaknya ada tiga truk besar dan enam lainnya dalam ukuran yang lebih kecil serta beberapa dokter dari Turki atau negara lain juga belum bisa masuk. "Yang lebih mencekam, masih ada ledakan-ledakan bom yang terdengar di perbatasan Rafah dan asap tebal tampak jelas mengepul," kata Sarbini Abdul Muradz.

No comments:

Post a Comment